Komponen-komponen dari Sistem kekebalan tubuh (Bagian 2)

Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Beserta Komponen-Komponennya

Ketika sudah berada di dalam tubuh, kuman akan berhadapan dengan sistem kekebalan tubuh dalam banyak tingkatan. Komponen utama dari sistem kekebalan tubuh adalah:
Thymus, Limpa kecil, Tulang belakang, Sel darah putih, Sistem limpa, Antibodi, Sistem pelengkap, dan Hormon. Baca juga: Komponen-Komponen sistem kekebalan tubuh


Komponen-komponen Sistem Kekebalan Tubuh Secara Detail

Thymus
Thymus berada di dada anda, antara tulang payudara dan hati. Thymus bertanggung jawab memproduksi sel T, dan terutama sangat penting untuk bayi yang baru lahir - tanpa thymus, sistem kekebalan tubuh bayi dapat ambruk dan si bayi akan meninggal. Thymus sepertinya kurang penting bagi orang dewasa - misalnya, anda dapat menghilangkannya dan tetap hidup karena bagian lain dari sistem kekebalan tubuh dapat menanggung bebannya. Namun demikian, thymus tetap penting, terutama dalam pematangan sel T. 
 
Limpa Kecil
Limpa kecil menyaring darah mencari sel-sel asing (limpa kecil juga mencari sel darah merah tua yang perlu diganti). Seseorang yang kehilangan limpa kecilnya akan lebih sering sakit daripada orang yang memiliki limpa kecil.  

Tulang Belakang
Tulang belakang memproduksi sel-sel darah baru, baik merah maupun putih. Pada sel darah merah, sel-sel terbentuk seluruhnya di tulang belakang dan kemudian masuk ke aliran darah. Sedangkan pada beberapa sel darah putih, sel-sel terbentuk dan matang di tempat lain. Tulang belakang memproduksi semua sel-sel darah dari sel akar (stem cells). Sel-sel ini disebut  "sel akar" karena mereka dapat bercabang dan menjadi banyak jenis sel yang berbeda. Sel akar berubah menjadi tipe spesifik dari sel darah putih. 

Tulang Belakang
Anda mungkin menyadari kenyataan bahwa anda memiliki sel darah merah dan sel darah putih di darah anda. Sel darah putih mungkin merupakan bagian paling penting dari sistem kekebalan tubuh anda. Sel darah putih sebenarnya adalah sekelompok sel yang berbeda-beda yang bekerja bersama untuk menghancurkan bakteri dan virus. Berikut ini adalah jenis, nama, dan klasifikasi dari sel darah putih yang bekerja di tubuh anda saat ini:


Leukosit dibagi dalam tiga kelas: Lymphosit, Monosit, Granulosit, 
B-cells, Plasma cells, T-cells, Helper T-cells, Killer T-cells, Suppressor T-cells, Natural killer cells, Neutrophils, Eosinophils, Basophils,
Phagocytes, Macrophages

Leukosit
Mempelajari seluruh nama yang berbeda-beda berikut fungsi dari setiap sel membutuhkan sedikit usaha, namun anda dapat memahami artikel ilmiah dengan lebih mudah ketika anda telah mengetahuinya! Berikut ini ringkasan singkat untuk membantu anda mengetahui jenis sel yang berbeda-beda

Semua sel darah putih pada umumnya dikenal sebagai leukosit. Sel darah putih tidak sama seperti sel normal lainnya dalam tubuh - mereka sebenarnya bertindak independen, organisme tunggal sel hidup yang mampu bergerak sendiri. Sel darah putih bersifat sangat menyerupai amuba dalam pergerakannya dan kemampuannya dalam menelan sel dan bakteri lain. Banyak sel darah putih yang tidak dapat berreproduksi sendiri, tetapi memiliki pabrik di suatu tempat dalam tubuh yang memproduksi mereka. Pabrik tersebut adalah tulang belakang.

Leukosit dibagi menjadi tiga kelas:
1.  Granulosit - Granulosit membentuk  50% sampai 60% dari semua leukosit. Granulosit sendiri dibagi menjadi tiga kelas: neutrophils, eosinophils dan basophils. Granulosit mendapat nama seperti itu karena mengandung granula, dan granula ini mengandung bahan kimia yang berbeda-beda tergantung dari jenis sel. 
2.  Lymphosit - Lymphosit membentuk 30% sampai  40% dari semua leukosit. Lymphosit muncul dalam dua kelas: B cells (yang matang di tulang belakang) dan T cells (yang matang di thymus).
3.  Monocyte - Monosit membentuk  kira-kira 7% dari semua leukosit. Monosit berubah menjadi macrophages.

Semua sel darah putih bermula di tulang belakang sebagai sel akar. Sel akar adalah sel generik yang dapat membentuk banyak jenis leukosit yang berbeda pada saat matang. Sebagai contoh, anda dapat mengambil tikus, meradiasinya untuk membunuh kemampuan tulang belakangnya dalam memproduksi sel darah yang baru, dan kemudian menyuntik sel akar ke saluran darah tikus. Sel akar akan terbagi dan berdiferensiasi menjadi jenis sel darah putih yang berbeda-beda. "Transplantasi tulang belakang" ini terjadi hanya dengan menginjeksikan sel akar dari donor ke dalam saluran darah. Sel akar mencari jalannya sendiri ke tulang belakang dan membuat rumah di sana.   

Peranan Berbeda
Setiap jenis sel darah putih memiliki peran khusus dalam sistem kekebalan tubuh,dan banyak diantaranya yang mampu mengubah dirinya dalam berbagai cara. Penjelasan berikut membantu untuk memahami peranan dari setiap sel. 

·      Neutrophils sejauh ini adalah bentuk sel darah putih yang paling umum dalam tubuh anda. Tulang belakang anda memproduksi triliunan sel ini setiap harinya dan melepaskannya ke aliran darah, namun usia mereka pendek - biasanya kurang dari sehari. Setelah berada dalam aliran darah, neutrophils dapat bergerak melalui dinding kapiler ke jaringan. Neutrophils tertarik pada material asing, inflamasi dan bakteri. Jika anda mendapat goresan, neutrophils akan tertarik pada proses yang bernama chemotaxis. Banyak organisme ber sel tunggal juga menggunakan proses ini  -- chemotaxis membiarkan sel-sel bergerak ke arah konsentrasi kimia yang lebih tinggi. Ketika neutrophil menemukan partikel asing atau bakteri, ia akan menelannya, melepaskan enzim, hidrogen peroxida dan kimia lain dari granulanya untuk membunuh bakteri. Dalam infeksi serius (dimana banyak bakteri berreproduksi), nanah akan terbentuk. Nanah sebenarnya adalah neutrophils yang mati dan kotoran sel lainnya. 

·    Eosinophils and basophils tidak terlalu umum dibandingkan neutrophils. Eosinophils berpusat pada parasit di kulit dan paru-paru, sementara Basophils membawa histamin dan oleh karenanya penting (bersama-sama dengan mast cells) dalam menyebabkan inflamasi. Dari sudut pandang sistem kekebalan tubuh, inflamasi adalah hal yang baik. Ia membawa lebih banyak darah dan memperlebar dinding kapiler sehingga lebih banyal sel sistem kekebalan tubuh dapat mencapai tempat yang terkena infeksi. 

·       Dari semua sel-sel darah, macrophages adalah yang terbesar (oleh sebab itu bernama "macro"). Monosit dilepaskan oleh tulang belakang, mengapung di aliran darah, memasuki jaringan dan berubah menjadi macrophages. Sebagian besar jaringan penghalang memilik macrophages sendiri. Contohnya, alveolar macrophages hidup di paru-paru dan menjaga paru-paru tetap bersih (dengan menghisap partikel asing seperti asap dan debu) dan bebas dar penyakit (dengan menghisap bakteri dan mikroba). Macrophages disebut sebagai sel langerhans ketika mereka hidup di kulit. Macrophages juga berenang dengan bebas. Salah satu tugas mereka adalah membersihkan neutrophils yang sudah mati -- macropghages membersihkan nanah, misalnya, sebagai bagian dari proses penyembuhan. 

·   Lymphosit mengatasi sebagian besar infeksi bakteri dan virus yang kita peroleh. Lymphosit berawal di tulang belakang dan akan membentuk menjadi B cells sebelum memasuki aliran darah. Sel T (T cells) berawal di tulang belakang namun bermigrasi melalui aliran darah ke thymus dan matang disana. Sel T dan Sel B sering ditemukan di aliran darah namun cenderung berkonsentrasi di jaringan limpa. Terdapat juga sedikit jaringan limpa di sistem pencernaan. Sel B dan Sel T memiliki fungsi yang berbeda. 

·      Sel B (B cells), ketika terstimulasi, matang menjadi sel plasma (plasma cells) -- yang merupakan sel yang memproduksi antibodi. Sel B yang spesifik menempel pada kuman yang spesifik juga, dan ketika kuman tersebut muncul di tubuh, sel B menggandakan dirinya dan memproduksi jutaan antibodi untuk mengeliminasi kuman tersebut. 

·    Sel T (T cells), sebaliknya, bertumbuk melawan sel dan membunuhnya. Sel T yang dikenal sebagai sel T pembunuh (Killer T cells) dapat mendeteksi sel-sel dalam tubuh yang menjadi tempat virus, dan ketika ia dapat mendeteksinya, ia akan membunuhnya. Dua jenis lain dari sel T, yang disebut sebagai sel T Helper dan Suppressor T, membantu mensintesi sel T pembunuh dan mengendalikan respon daya tahan tubuh. 
  
SEL T
Sel T Helper cukup penting dan menarik. Mereka diaktivasi oleh Interleukin-1, yang diproduksi oleh macrophages. Setelah teraktivasi, sel T Helper memproduksi Interleukin-2, kemudian interferon dan senyawa kimia lainnya. Senyawa kimia ini mengaktivasi sel B sehingga mereka memproduksi antibodi. Kompleksitas dan tingkat interaksi antara neutrophils, macrophages, sel T dan sel B cukup luar biasa.

Karena sel darah putih sangat penting utnuk sistem kekebalan tubuh, mereka digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem kekebalan tubuh. Ketika anda mendengar bahwa seseorang memiliki "sistem kekebalan tubuh yang kuat" atau "sistem kekebalan tubuh tertindas", satu cara untuk menentukannya adalah dengan menghitung jenis yang berbeda-beda dari sel darah putih dalam sampel darah. Jumlah sel darah putih yang normal adalah antara 4,000 sampai 11,000 sel per mikroliter. 1.8 sampai 2.0 sel T helper  per suppressor sel T adalah normal. Normal absolute neutrophil count (ANC) adalah antara 1,500 sampai 8,000 sel per mikroliter. Sebuah artikel seperti 'Introduction to Hematology' dapat membantu anda mempelajari lebih banyak tentang sel darah putih secara umum dan perbedaan setiap jenis sel darah putih yang ditemukan di tubuh anda.

Satu pertanyaan penting mengenai sel darah putih (dan bagian-bagian lainnya dari sel darah putih) adalah, "Bagaimana sel darah putih mengetahui apa yang harus diserang dan apa yang harus dibiarkan? Mengapa sel darah putih tidak menyerang semua sel dalam tubuh?" Ada sebuah sistem yang dibangun di seluruh sel dalam tubuh anda, bernama Major Histocompatibility Complex (MHC) (juga biasa disebut sebagai Human Leukocyte Antigen (HLA)) yang menandai sel-sel di tubuh anda sebagai "anda". Apapun yang ditemukan tidak memiliki tanda ini oleh sistem kekebalan tubuh anda (atau memiliki tanda yang salah) sudah pasti "bukan anda" dan oleh karenanya merupakan permainan yang adil. Encyclopedia Britannica mengatakan hal berikut ini mengenai MHC:

"Ada dua tipe utama dari molekul protein MHC--kelas I dan kelas II--yang merentangkan membran dari hampir semua sel pada suatu organisme. Pada manusai, molekul-molekul ini ditandai dengan beberapa gen terkelompok di wilayah yang sama pada kromosom 6.Setiap gen memiliki sejumlah sekutu yang tidak biasa (bentuk alternatif dari gen). Sebagai hasilnya, sangat jarang ada dua individu yang memilki molekul MHC yang sama, yang secara kolektif disebut sebagai jenis jaringan. 

Molekul MHC merupakan komponen penting dari respon daya tahan tubuh. Mereka memungkinkan sel yang telah terinvasi oleh infeksi untuk terdeteksi oleh sel dalam sistem kekebalan tubuh yang bernama T lymphocytes, atau sel  T. Molekul MHC melakukan ini dengan menghadirkan fragmen protein (peptides) pada permukaan sel. Sel T mengenali peptides asing yang menempel pada molekul MHC dan mengikatnya, sebuah tindakan yang menstimulasi sel T untuk menghancurkan atau menyembuhkan sel yang terinfeksi. Dalam sel sehat yang tak terinfeksi, molekul MHC menghadirkan peptides dari sel-nya sendiri (self peptides), dimana sel T umumnya tidak berreaksi. Namun, jika mekanisme daya tahan tubuh tidak berfungsi dan sel T bereaksi melawan self peptides, penyakit autoimun pun muncul.

Transfer Factors membantu dengan memberikan informasi ke sistem kekebalan tubuh anda untuk secara benar mengidentifikasi da membedakan antara sel tubuh anda sendiri dan invasi asing. Dengan kata lain, ia akan menginstruksikan sistem daya tubuh anda apa yang harus diserang dan apa yang harus dibiarkan. Sehingga, membantu mencegah penyakit autoimun dan gangguan daya tahan tubuh lainnya. 



Antibodi
Antibodi (juga disebut sebagai immunoglobulin dan gammaglobulin) diproduksi oleh seld darah putih. Mereka merupakan protein berbentuk Y yang masing-masing memiliki respon terhadap antigen tertentu (bakteri, virus, atau racun). Setiap antibodi memiliki bagian khusus (di ujung setiap dua cabang dari Y) yang sensitif terhadap antigen tertentu dan mengikatnya dengan cara tertentu. Ketika antibodi mengikatkan dirinya pada racun (toksin), mereka disebut sebagai antitoksin (jika racun berasal dari bentuk venom yang sama, maka disebut antivenin). Pengikatan pada umumnya menyebabkan tidak dapat bekerjanya senyawa kimia dari racun. Ketika antibodi mengikat dengan selaput luar dari partikel virus atau dinding sel bakteri, ia dapat menghentikan pergerakannya melalui dinding sel. Atau sejumlah besar antibodi dapat mengikat peng-invasi dan memberikan sinyal pada sistem komplemen bahwa peng-invasi perlu dihilangkan.

Antibodi muncul dalam lima kelas: 
1.      Immunoglobulin A (IgA)
2.      Immunoglobulin D (IgD)
3.      Immunoglobulin E (IgE)
4.      Immunoglobulin G (IgG)
5.      Immunoglobulin M (IgM)

Ketika anda melihat singkatan seperti IgE dalam dokumen kesehatan, anda sekarang tahu bahwa yang mereka bicarakan adalah antibodi.

Sell Natural Killer
Sel Natural Killer (NK) adalah jenis lain dari lymphosit berbahaya. Seperti cytotoxic sel T, mereka mengandung granula yang berisi senyawa kimia. Mereka disebut sebagai pembunuh "natural" karena mereka, berbeda dengan sel T cytotoxic T, tidak perlu mengenali antigen tertentu sebelum bertindak. Mereka menargetkan sel tumor dan memberi perlindungan terhadap berbagai jenis mikroba yang dapat menyebabkan infeksi. Dalam beberapa penyakit immunodefisiensi, termasuk AIDS, fungsi sel natural killer adalah abnormal. Sel natural killer juga mungkin berperan dalam immunoregulasi dengan mensekresi lymphokin dalam kadar tinggi. 
Sel T cytotoxic T cells dan sel natural killer membunuh secara terhubung. Si pembunuh mengikat targetnya, mengincar senjatanya, dan kemudian mengantarkan semburan senyawa kimia yang berbahaya yang memproduksi lubang pada membran sel yang menjadi target. Cairan kemudian merasuk dan keluar, dan sel pun meledak. 

Sistem Limpa
 
Limpa sistem adalah bagian yang paling dikenali oleh manusia karena dokter dan para ibu sering memeriksa kelenjar limpa yang bengkak di leher. Kemudian ditemukan bahwa kelenjar limpa adalah hanya satu bagian dari sistem yang meluas di seluruh tubuh anda dengan cara yang sama seperti saluran darah. Perbedaan utama dari darah mengalir di sistem sirkulasi dan limpa mengalir di sistem limpa adalah darah mendapat tekanan dari hati, sementara sistem limpa bersifat pasif. Tidak ada "pompa limpa" seperti "pompa darah" (hati). Sebaliknya, cairan masuk ke sistem limpa dan didorong secara normal oleh tubuh dan gerakan otot pada kelenjar limpa. Ini kurang lebih sama dengan air dan sistem pembuangan kotoran di sebuah komunitas. Air diberi tekanan secara aktif, sementara saluran pembuangan bersifat pasif dan mengalir mengikuti gravitasi.

Limpa  adalah cairan pembersih yang mencuci sel-sel dengan air dan nutrisi. Limpa adalah plasma darah -- cairan yang membuat darah tanpa sel merah dan putih. Pikirkan hal ini -- sel tidak memiliki saluran sendiri untuk memberinya makan, namun ia harus memperoleh makanan, air dan oksigen supaya dapat bertahan. Darah mentransfer bahan-bahan ini ke limpa melalui dinding kapiler, dan limpa membawanya ke sel. 

Sel juga memproduksi protein dan produk buangan dan limpa menyerap produk ini dan membawanya pergi. Setiap bakteri yang masuk ke dalam tubuh juga menemukan jalan mereka sendiri ke cairan inter-sel. Salah satu tugas dari sistem limpa adalah untuk menyalurkan dan menyaring cairan ini untuk mendeteksi dan menghilangkan bakteri. Saluran limpa kecil mengumpulkan cairan dan memindahkannya ke saluran yang lebih besar sehingga cairan akhirnya tiba di kelenjar limpa untuk diproses. 

Kelenjar limpa mengandung jaringan terfilter dan sejumlah besar sel limpa. Ketika bertarung melawan infeksi bakteri tertentu, kelenjar limpa menjadi bengkak oleh bakteri dan sel-sel yang melawan bakteri tersebut, ke titik dimana anda dapat merasakannya. Maka, kelenjar limpa yang bengkak adalah indikasi yang bagus bahwa anda memilki infeksi. Ketika limpa telah terfilter melalui kelenjar limpa, ia akan memasuki aliran darah kembali.
  
Sistem Komplemen
Sistem komplemen, seperti antibodi, adalah sekelompok protein. Ada jutaan antibodi berbeda di aliran darah, masing-masing sensitif terhadap antigen tertentu. Hanya ada beberapa protein dalam sistem komplemen, dan mereka mengambang bebas pada darah anda. Komplemen dibuat di liver. Protein komplemen diaktivasi oleh dan bekerja dengan (komplemen) antibodi. Mereka menyebabkan proses lisis (pemecahan) sel dan merupakan signal bagi phagosit bahwa sebuah sel perlu dihilangkan. 

Hormon
Ada beberapa hormon yang dihasilkan oleh komponen dari sistem kekebalan tubuh. Hormon-hormon ini pada umumnya disebut sebagai lymphokin. Juga diketahui ada hormon tertentu yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Steroids dan corticosteroids (komponen dari adrenalin) menyerang sistem kekebalan tubuh.

Tymosin (diduga diproduksi oleh thymus) adalah hormon yang mendorong produksi lymphosit (lymphosit adalah bentuk dari sel darah putih). Interleukins adalah jenis hormon lain yang diproduksi oleh sel darah putih. IL-1 memiliki efek samping yang menarik - ketika ia sampai di hyphotalamus, ia memproduksi demam dan kelelahan. Temperatur yang meningkat dari demam diketahui dapat membunuh beberapa bakteri. 

Tumor Necrosis Factor 
Tumor Necrosis Factor (TNF) juga diproduksi oleh macrophages. TNF mampu membunuh sel-sel tumor, dan juga meningkatkan penciptaan saluran darah baru sehingga penting untuk penyembuhan.

Peranan penting lainnya dari sistem kekebalan tubuh adalah mengidentifikasi dan mengeliminasi tumor. Sel yang bertransformasi dari tumor menunjukkan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Bagi sistem kekebalan tubuh, antigen ini nampak asing, dan kehadirannya menyebabkan sel daya tahan tubuh menyerang sel tumor yang bertransformasi. 

Antigen yang terlihat dari tumor memilki beberapa sumber; beberapa diturunkan dari virus oncogenic seperti human papillomavirus, yang menyebabkan kanker serviks, sementara yang lainnya adalah protein dari organisme itu sendiri yang muncul dalam kadar rendah pada sel normal namun menjadi berkadar tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim bernama tyrosinas yang, ketika berkadar tinggi, mentransformasi sel kulit tertentu (mis: melanosit) menjadi tumor bernama melanoma. Kemungkinan sumber ketiga dari antigen tumor adalah protein yang biasanya penting untuk mengatur pertumbuhan dan pertahanan sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker merangsang molekul bernama onkogen. 
 

Respon utama dari sistem kekebalan tubuh terhadap tumor adalah menghancurkan sel abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan sel T helper. Antigen tumor terlihat pada molekul MHC kelas I dengan cara yang sama pada antigen viral. Ini memungkinkan sel T pembunuh untuk mengenali sel tumor sebagai abnormal. Sel NK juga membunuh sel bertumor dengan cara yang sama, terutama jika sel tumor memiliki lebih sedikit molekul MHC kelas I; ini fenomena yang normal pada tumor. Kadang-kadang antibodi dihasilkan untuk melawan sel tumor memungkinkan penghancurannya oleh sistem komplemen.

Jelas bahwa beberapa tumor mengalahkan sistem kekebalan tubuh dan berlanjut menjadi kanker. Sel tumor sering memiliki molekul MHC kelas I yang sedikit di permukaannya, sehingga menghindari kemampuan deteksi sel T pembunuh. Beberapa sel tumor juga melepaskan produk yang menghalangi respon daya tahan tubuh; sebagai contoh, dengan mensekresikan cytokine TGF-ß, yang menekan aktivitas macrophages dan lymphosit. Sebagai tambahan, toleransi imunologis mungkin berkembang melawan antigen tumor, sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi menyerang sel tumor.

Sebaliknya, macrophages dapat meningkatkan pertumbuhan tumor ketika sel tumor mengirim cytokine yang menarik macrophages yang kemudian menghasilkan cytokine dan faktor pertumbuhan yang memupuk perkembangan tumor. Selanjutnya, kombinasi hypoxia pada tumor dan cytokine produksi macrophages merangsang sel tumor untuk mengurangi produksi protein yang menghalangi metatasis dan oleh karenanya membantu penyebaran sel kanker.

Interferon
Interferon berintervensi dengan virus dan diproduksi oleh sebagian besar sel dalam tubuh. Interferons, sperti antibodi dan komplemen, adalah protein, dan tugasnya adalah untuk memungkinkan sel memberi sinyal satu sama lain. Ketika sel mendeteksi interferon dari sel lain, ia memproduksi protein yang membantu mencegah replikasi viral dalam sel.

baca juga: jenis-jenis makanan peningkat sistem kekebalan tubuh